GAZA – Hamas menggambarkan perjanjian gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang akan berlaku efektif mulai hari Minggu besok sebagai “titik balik” dalam perjuangannya melawan pendudukan Israel.
Kelompok perlawanan Palestina itu menyebut perjanjian tersebut sebagai hasil dari “keteguhan legendaris” rakyat Palestina dan ketahanan perlawanan di Gaza selama 15 bulan terakhir.
“Gencatan senjata ini merupakan pencapaian bagi rakyat kami, perlawanan kami, bangsa kami, dan rakyat yang bebas di dunia,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah titik balik dalam perjuangan kami yang sedang berlangsung melawan musuh, dan sebuah langkah menuju tercapainya tujuan kami untuk pembebasan dan pengembalian,” tambahnya.
Hamas menekankan bahwa perjanjian tersebut mencerminkan tanggung jawabnya kepada rakyat Gaza untuk menghentikan agresi Israel, mengakhiri pembantaian, dan menghentikan genosida yang berdampak pada warga sipil.
Kelompok perjuangan Palestina itu juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan internasional yang diterima rakyat Gaza, khususnya dari komunitas Arab, Islam, dan global, yang meningkatkan kesadaran tentang tindakan Israel dan menuntut diakhirinya kekerasan.
Hamas mengucapkan terima kasih kepada para mediator, khususnya Qatar dan Mesir, atas upaya mereka dalam memfasilitasi kesepakatan tersebut.
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengonfirmasi kesepakatan tersebut dalam konferensi pers di Doha.
Al-Thani menguraikan proses gencatan senjata tahap pertama, yang akan berlangsung selama 42 hari dan mencakup pembebasan 33 tahanan Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.
Gencatan senjata terjadi pada hari ke-467 genosida Israel terhadap Gaza, dengan dukungan AS, yang telah menyebabkan lebih dari 156.000 korban, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Perang tersebut telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk dalam beberapa waktu terakhir.
Laporan: Media KITA Palestina
Leave a comment