GAZA – Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok Pejuang Palestina Hamas, pada hari Senin mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel yang dijadwalkan pada hari Sabtu hingga pemberitahuan lebih lanjut, dengan alasan “pelanggaran” Israel terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza.
“Selama tiga minggu terakhir, kepemimpinan perlawanan telah memantau pelanggaran yang dilakukan musuh (Israel) dan kegagalannya untuk mematuhi ketentuan perjanjian, termasuk menunda kembalinya para pengungsi ke Gaza utara, menargetkan mereka dengan penembakan dan tembakan di berbagai wilayah di Jalur Gaza, dan mencegah masuknya bantuan kemanusiaan dalam segala bentuk sesuai perjanjian, sementara perlawanan telah sepenuhnya menjunjung tinggi komitmennya,” kata juru bicara Abu Ubaida dalam sebuah pernyataan di Telegram. Sabtu, (10/2/2025).
“Oleh karena itu, pembebasan tahanan Zionis (Israel), yang dijadwalkan pada hari Sabtu mendatang, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, menunggu kepatuhan penuh pendudukan terhadap perjanjian dan kompensasi atas hak-hak minggu terakhir yang berlaku surut,” tambahnya.
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa kami tetap berkomitmen terhadap perjanjian tersebut “selama” Israel “mematuhi ketentuan-ketentuannya.”
Menyusul pengumuman ini, Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan tentara untuk bersiap pada “tingkat kewaspadaan tertinggi” untuk setiap kemungkinan skenario di Gaza.
Sementara itu, keluarga tahanan Israel yang ditahan di Gaza mendesak pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk tidak menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
“Kami segera meminta bantuan dari negara-negara penengah (Mesir, Qatar, dan AS) untuk membantu memulihkan dan menerapkan kesepakatan yang ada secara efektif,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.
Forum tersebut meminta pemerintah untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat membahayakan kesepakatan tersebut dan tetap berkomitmen untuk mengamankan kembalinya 76 tawanan Israel.
Kesepakatan gencatan senjata tiga tahap telah diberlakukan di Gaza sejak 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang dan meninggalkan wilayah kantong tersebut dalam kehancuran.
Dalam gencatan senjata tahap pertama, yang berlangsung hingga awal Maret, 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran Israel-Hamas yang keenam dijadwalkan minggu ini.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena perangnya di wilayah kantong tersebut.
Laporan: Media KITA Palestina
Leave a comment