JAKARTA – Umat Islam dan para pejuang kemanusiaan kembali menyatukan langkah dan suara menentang terjadinya tragedi kemanusiaan di Gaza. Hal itu diwujudkan dalam “Aksi Akbar: Bersatu Padu Selamatkan Gaza”, yang diselenggarakan di Masjid Baitul Maqdis, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (1/8/2025).
Aksi itu diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan.
Koordinator Aksi, KH. Muhammad Zaitun Rasmin, menyerukan partisipasi luas dari masyarakat dalam kegiatan tersebut dan menekankan bahwa aksi itu bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan seruan moral dan kemanusiaan.
“Ini bukan sekadar aksi, tapi panggilan nurani untuk membela kemanusiaan. Gaza saat ini tak hanya dibombardir, tapi juga dikepung hingga tak bisa makan dan minum. Ini bukan sekadar kelaparan, ini pelaparan sistemik,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/8/2025).
Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah itu juga menyebut kondisi di Gaza sebagai pembunuhan kejam dengan senjata kelaparan, dan menegaskan bahwa kehadiran dalam aksi adalah bentuk nyata pembelaan terhadap bangsa tertindas.

Di kesempatan itu, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim menegaskan bahwa perjuangan membela Palestina adalah kewajiban yang tidak akan pernah berakhir selama penjajahan Israel masih berlangsung.
“Selama Palestina masih dijajah oleh Israel, maka membela Palestina adalah perjuangan abadi. Kita harus berjuang sampai Israel keluar dari Gaza. Jika tidak mau keluar, maka harus kita paksa keluar! Jangan tertipu dengan normalisasi atau hubungan diplomatik! Kita siapkan gagasan dan semangat kita untuk Gaza, dan besok kita bertemu di Monas,” serunya penuh semangat.
Sementara itu, tokoh nasional dan mantan Ketua Umum MUI, Prof. Dr. Din Syamsuddin, mengingatkan bahwa aksi besar yang akan digelar oleh ARI-BP pada Ahad, 3 Agustus 2025 di Monas, bukan hanya simbolik, tetapi krusial untuk menggugah hati para pemimpin dunia.
“Lebih dari 2 juta rakyat Gaza terjebak dalam kelaparan yang disengaja. Aksi di Monas harus menjadi seruan keras kepada seluruh pemimpin dunia, termasuk Indonesia, untuk menghentikan kebiadaban Israel dan memberikan dukungan nyata baik moril maupun materiil kepada rakyat Gaza,” tegasnya.
Di kesempatan itu pula, dalam orasi yang menggugah, Ustadz. Bachtiar Nasir menyerukan tekad rakyat Indonesia untuk menembus blokade Gaza dan membuktikan keberpihakan yang tidak bisa dibeli.
“Mesir lebih menghormati perjanjian 1969 daripada membela warga Gaza. Tetapi kita, rakyat Indonesia, tidak akan diam. Ayo, tembus blokade Gaza! Kita buktikan kepada dunia bahwa Indonesia siap berdiri bersama Palestina. Free Palestine!” serunya.
Aksi tersebut menjadi pengingat bahwa dukungan kepada Palestina bukan hanya sebatas doa, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata dan tekanan politik internasional.
Rangkaian aksi itu akan berlanjut pada Ahad, 3 Agustus 2025 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, dalam bentuk mobilisasi rakyat secara damai sebagai bentuk solidaritas global terhadap Gaza.
Laporan: Media ARI-BP
Leave a comment