BANDUNG – Menyikapi kondisi Palestina terkini, Majelis Ormas Islam Jawa Barat (MOI), Forum Jabar Peduli Palestina (FJPP) Aliansi Bela Palestina Boikot Israel (Ababil) dan Masyarakat Jawa Barat kembali turun ke jalan sebagai bentuk solidaritas dan bentuk pembelaan terhadap saudara sesama muslim di Palestina.
Korlap Aksi, H.M Roinul Balad menyatakan bahwa lebih dari setahun peperangan antara pejuang Palestina sejak terjadinya gencatan senjata.Merenggut 48 Ribu lebih korban jiwa dan banyak lagi yang belum ditemukan. Kebrutalan tentara penjajah Israel telah menyebabkan kehancuran yang dahsyat, genosida, pembersihan etnis dan kerugian besar kemanusiaan lainnya di pihak Palestina yang tidak bisa didiamkan.
Israel sebagai negara penjajah harus bertanggungjawab terhadap kekejamannya itu. Ummat Islam di seluruh dunia harus bersatu untuk membantu Palestina dan menentang kesewenangan penjajah Israel dan sekutunya. Gencatan senjata sejak tanggal 19 Januar 2025 bukan akhir dari konflik ini. 1,8 juta orang dijajah masih mengungsi ditenda darurat, kehancuran begitu dahsyat, blokade Gaza masih belum dicabut.
“Kami Menolak wacana gila presiden Amerika Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza keluar Palestina dan menguasai wilayah Gaza,” terang Roinul Ahad 23 Februari 2025.
Roinul juga menyebut gencatan senjata masih bersifat sementara karena sudah sunatullah bahwa zionis tidak akan pernah berhenti memerangi umat Islam khususnya rakyat Palestina.
“Kami juga menyerukan kepada seluruh umat Islam dunia untuk terus boikot produk-produk yang berafiliasi dan ikut mendanai tentara Israel untuk memerangi rakyat Palestina,” jelasnya.
Kemenangan umat Islam atas Israel, masih kata Roinul, adalah ketika palestina merdeka secara berdaulat dan penjajah hengkang dari bumi palestina, masjid Al-aqsa terbebas dari belenggu penjajah zionis dan umat Islam secara leluasa bisa beribadah disana.
“Kami juga Mengajak masyarakat untuk tetap peduli pada palestina hingga merdeka dan bahu membahu membangun kembali Gaza hingga pulih seperti semula,” paparnya.
Massa aksi juga menolak segala bentuk upaya normalisasi hubungan diplomatik Indonesia dengan negara penjajah Israel yang telah melakukan genosida dan kejahatan kemanusaiaan terang-terangan.
“Mendorong kepada mahkamah internasional untuk segera menangkap dan mengadili Benyamin Netanyahu dan para penjahat perang lainnya agar dunia damai sentosa,” demikian pungkasnya.

Perwakilan Jaringan Sekolah Islam Terpadu Reffa mengatakan, Kota Bandung menjadi simbol kemerdekaan Indonesia. Dia berharap dengan aksi ini dan disaksikan ratusan pasang mata peserta aksi kemerdekaan Palestina akan terwujud dengan doa yang dipanjatkan dari Bandung.
“Bandung menjadi simbol hancurnya penjajah, titik Bandung menjadi simbol kemerdekaan Indonesia begitupun nanti Bandung menjadi sejarah di mana akan berjangkitnya penjajahan Palestina,” ujarnya.
Reffa mengatakan, dalam aksi ini banyak tenaga pendidikan atau guru yang sama-sama turun aksi. Dia mengajak kepada para guru untuk mencetak murid-murid unggul dan berani menyuarakan perlawanan zionis Israel.
“Di sini banyak pendidik, siapkan anak-anak ideologis kita. Siapkan generasi-generasi menjadi ahli dan penggerak untuk hancurkan Israel. Jangan biarkan generasi kita jadi yang generasi lemah,” tuturnya.
“Penuhi masjid ketika ramadhan nanti, penuhi masjid dari sekarang karena generasi kita banyak yang nongkrong tidak jelas dan nongkrong tidak perlu, lihat anak-anak kita, lihat generasi kita,” tambahnya.
Laporan: Media KITA Palestina
Leave a comment