Rabu , 20 Agustus 2025
BeritaNasional

Saladin Camp 4, Prof Abdul al-Fattah el-Awaisi: Indonesia Akan Menjadi Pemimpin dalam Pembebasan Baitul Maqdis

JAKARTA – Baitul Maqdis hingga saat ini masih di bawah cengkraman penjajahan Zionis, puluhan ribu warganya telah syahid dan terluka. Berbagai aksi telah dilakukan, namun belum memberikan pengaruh yang besar dan kemenangan bagi Baitul Maqdis.

Bentuk kontribusi nyata umat Islam Indonesia dalam rencana strategis pembebasan Baitul Maqdis dengan mengadakan Saladin Camp #4 dengan tema “Memperkuat ilmu, mempersiapkan pembebasan Baitul Maqdis”.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber internasional, pakar Baitul Maqdis dan politik hubungan internasional, Prof. Dr. Abd Fattah Al-Uwaisi.

“Saya optimis dan haqqul yaqin bahwa Indonesia akan menjadi pemimpin persiapan ilmu dalam pembebasan Baitul Maqdis,” katanya saat menyampaikan materinya di Saladin Camp, Kampung Magfhirah Bogor, Jumat (Senin, 2/5/2025).

Sejarah telah memberikan road map nubuwah dalam pembebasan Baitul Maqdis, salah satunya dengan apa yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad dengan 3 Langkah Utama, sebagaimana yang disebutkan oleh Prof Abd Al-Fattah yakni persiapan ilmu, persiapan politik dan persiapan militer.

Dijelaskan oleh Prof Abd al-Fattah, lebih dari 100 tahun, umat Islam terlalaikan untuk memahami keilmuan tentang Baitul Maqdis. Padahal memahami ilmu tentang hal itu merupakan langkah utama untuk melakukan pembebasan.

“Penyakit yang diderita oleh umat ini sangat berat sehingga kita sulit dan telat dalam membebaskan baitul maqdis, tiga penyakit tersebut adalah penjajahan aqal, bencana keilmuan dan perbudakan pemikiran. Jika penyakit umat ini tak kunjung disembuhkan maka sulit untuk melakukan pembebasan Baitul Maqdis,” pungkasnya.

Menurut, Syaikh Prof. Abd al-Fattah bahwa solusi dari masalah ini adalah dengan membaca dan keilmuan sebagaimana ayat yang pertama Allah turunkan kepada Nabi Muhammad

“Ilmu dan ma’rifah harus menjadi pemimpin dalam persiapan pembebasan Baitul Maqdis, karena dengan keilmuan akan membebaskan kaum muslimin dari perbudakan pemikiran dan penjajahan aqal,” tungkasnya.

Menurut Prof Abd al-Fattah bahwa berteriak saat orasi dan berdonasi saja tidak cukuk. Umat Islam perlu kuat dalam pemahaman tentang Baitul Maqdis. Sebab, begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam menyiapkan para Sahabatnya.

“Nabi Muhammaad membangun budaya Baitul Maqdis di Madinah dengan memperkenalkan istilah Baitul Maqdis sebagai Pondasi dasar dan benih pertama, membangun visi dan harapan atau optimisme besar pembebasan baitul maqdis (istilah ini menjadi langkah sentral dan akar kelimuwan dalam pembebasan Baitul Maqdis), menyebarkan optimisme pembebasan baitul maqdis baik dalam waktu dekat atau jangka panjang di masa akan dating,” tambahnya.

Selain itu, Beliau juga menguraikan secara rinci teori Barakah Circle Theory (keberkahan Baitul Maqdis) sebagai hasil penelitian beliau selama 30 tahun dan juga teori keamanan yang didapatkan dari Al ‘Uhdah Al-‘Umariyah.

“Keberkahan yang didapaktkan oleh rakyat Indonesia adalah pusat berkahnya dari Baitul Maqdis. Seakan-akan berkah itu berupa gelombang yang memancar dari masjid al-Aqsa dan membentuk lingkaran-lingkaran hingga menyebar secara luas tanpa batas,” ungkapnya.

Kegiatan ini di gelar atas kolaborasi oleh Saladin Comunity, Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU), Al-Fahmu Institute, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Di laksanakan di dua tempat, di Bogor, Jawa Barat, 26 April-2 Mei 2025 dan Training Center UMJ, 3-5 Mei 2025.

Kegiatan ini diharapkan dapat membangun semangat dan kesadaran di kalangan generasi muda tentang pentingnya peran mereka dalam pembebasan Baitul Maqdis.

Laporan: Media KITA Palestina

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Palestina

Kolom

Dunia Gagal dalam Ujian Kelaparan di Gaza

Di Turki, ada ungkapan lama yang berbunyi: “Semoga Tuhan tidak menguji siapa pun dengan kelaparan.” Ungkapan ini lahir dari kesadaran akan betapa kejamnya...

ArtikelKolom

Muhammad al-Daif (Bag 1): Simbol Perlawanan Palestina yang Tak Tergoyahkan

Muhammad al-Daif adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perlawanan Palestina. Namanya bukan hanya dikenal di Gaza, tetapi juga di seluruh dunia...

ArtikelKolom

Narasi Kegagalan yang Diakui Sendiri oleh Elit Penjajah Israel

Dalam sejarah panjang konflik Palestina-Israel, pertempuran di Gaza selalu menjadi salah satu ujian terberat bagi Israel. Gaza, dengan segala keterbatasannya akibat blokade dan...

ArtikelKolom

Tufanul Aqsha: Gelombang Perlawanan untuk Kemerdekaan Tanah Palestina

Langit yang Berbisik tentang Perlawanan Gaza, sebuah wilayah kecil yang terjepit di antara Laut Mediterania dan perbatasan Israel, adalah tempat di mana harapan...

ArtikelKolom

Inspirasi dari Ketahanan Gaza dan Tekad untuk Kemerdekaan Palestina

Pasca operasi “Badai Al-Aqsha,” Gaza berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, tetapi semangat perlawanan tetap hidup. Menurut laporan PBB, lebih dari 50.000 nyawa...

Program Penyaluran Bantuan

Related Articles

Yuk Hadiri Tabligh Akbar Palestina Malam Ini: Refleksi Kemerdekaan Indonesia untuk Palestina!

MAKASSAR – Genosida belum berhenti. Kini, mereka gunakan senjata kelaparan untuk membunuh...

Penjajah Israel Bunuh Ratusan Wartawan, Ustadz Zaitun Ajak Jurnalis Indonesia Tunjukan Solidaritas

JAKARTA – Ketua Komite Pelaksana Aliansi Rakyat Indonesia-Bela Palestina (ARI-BP), Ustaz Zaitun...

UNRWA: 40.000 Anak Tewas dan Terluka Akibat Serangan Israel di Gaza

GAZA – Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa...

‘Aku Titipkan Palestina Padamu’ Begini Wasiat Terakhir Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif

Jurnalis ternama Al Jazera Anas al-Sharif syahid dibom Israel bersama empat rekannya...