MAKASSAR – Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Muhammad Anis Matta mengatakan bahwa perihal Palestina kita perlu melihat perspektif berbeda dalam melihat sejarah perlawanannya pada konteks regional dan global.
“Kali ini kita berbicara tentang Palestina dalam situasi yang sangat berbeda sekali. Baik pada tahapan sejarah perlawanan di Palestina, maupun dalam konteks regional dan globalnya,” kata Anis Matta saat memberikan Kuliah Umum di Mukernas ke-17 Wahdah Islamiyah di Asrama Haji Sudiang Makassar, Jumat (06/12/2024).
Ia juga menceritakan pengalamannya ketika menjadi penerjemah untuk tamu-tamu dari Palestina.
“Kira-kira 30 tahun yang lalu (tepatnya) 1994, saya mulai jadi penerjemah untuk seluruh tamu-tamu Palestina yang datang ke Indonesia untuk memulai sesuatu Jaulah secara global ke dunia Islam,” tuturnya.
“Untuk memperkenalkan Palestina dan tahapan perjuangan barunya, dengan harapan bisa mengeluarkan isu Palestina dari isu konflik Arab-Israel menjadi isu dunia Islam yang melibatkan seluruh umat Islam di dunia,” tambah Anis Matta.
Anis Matta juga menegaskan bahwa Al-Quds dan Masjidil Aqsa adalah tanah wakaf bagi kaum muslimin.
“Dengan satu premis dasar yang sangat kuat, bahwa Al-Quds dan Masjidil Aqsa adalah tanah wakaf bagi kaum muslimin. Karena itu wajib bagi kita untuk ikut memperjuangkannya,” tegasnya.
Dia juga menambahkan bahwa hari ini gerakan isu Palestina tidak lagi sekedar isu dunia Islam, tetapi sudah menjadi isu kemanusiaan. Yang akan menjadi awal dari akhir sebuah entitas politik, yang namanya Israel.
Ketua Umum Partai Gelora tersebut juga mengingat pesan Presiden Prabowo Subianto saat para menteri diajak ke Magelang, mengenakan pakaian Pasukan Komponen Cadangan. Karena kita menganut Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).
“TNI yang lahirnya dari Tentara Rakyat itu punya asumsi, kalau ada serangan dari negara lain yang punya teknologi yang lebih canggih dan akan merebut kota-kota besar di Indonesia dalam waktu cepat. Kita akan kalah dan mundur masuk ke hutan-hutan, setelah itu mulai melawan,” ungkapnya.
“Jadi kita menganut yang namanya perang berlarut. Ini waktunya lama dan melibatkan seluruh rakyat Indonesia. Jadi seluruh rakyat dan setiap warga negara adalah komponen pertahanan,” tambahnya.
Dia kembali mengutip perkataan Presiden Prabowo, “Tidak ada suatu bangsa di dunia ini, sesuai fakta yang ditemukan dalam sejarah, yang menggunakan sistem pertahanan (sishankamrata) seperti ini melainkan pasti menang! Dengan cara itulah kita bisa merebut kemerdekaan.”
Anis Matta menegaskan bahwa di dunia ini ada 1 bangsa yang menggunakan falsafah pertahanan seperti ini, yaitu Palestina. “Jadi bangsa ini tidak akan dikalahkan!”
Laporan: Media KITA Palestina
Leave a comment