Rabu , 20 Agustus 2025
BeritaInternasional

5 Orang Jurnalis Al Jazeera Syahid di Bom Penjajah Israel, Termasuk Anas al-Sharif

GAZA – Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif syahid bersama empat rekannya dalam serangan Israel yang menargetkan tenda para jurnalis di Kota Gaza. Ia merupakan korban terkini kejahatan Israel terhadap para jurnalis di Gaza.

Koresponden Mohammed Qreiqeh dan operator kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal dan Moamen Aliwa juga syahid dalam serangan terhadap tenda yang terletak di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa Kota Gaza pada Ahad malam.

Sesaat sebelum dibunuh, Al-Sharif, seorang koresponden Al Jazeera berbahasa Arab terkenal berusia 28 tahun yang dilaporkan sering bertugas dari Gaza utara, menulis di X bahwa Israel telah melancarkan pengeboman yang intens dan terkonsentrasi – juga dikenal sebagai “sabuk api” – di bagian timur dan selatan Kota Gaza.

Dalam video terakhirnya, ledakan keras pengeboman rudal intensif Israel terdengar di latar belakang saat langit gelap diterangi kilatan cahaya oranye.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan pembunuhan al-Sharif, militer Israel menuduh jurnalis tersebut mengepalai sel Hamas dan “melancarkan serangan roket terhadap warga sipil Israel dan pasukan [Israel]”. IDF mengeklaim mereka memiliki dokumen yang memberikan “bukti tak terelakkan” keterlibatannya dengan kelompok Palestina.

Jaringan Media Al Jazeera baru-baru ini mengecam militer Israel atas apa yang disebutnya sebagai “kampanye penghasutan” terhadap wartawannya di Jalur Gaza, termasuk yang paling terkenal adalah al-Sharif.

Pada Juli, juru bicara militer Israel Avichai Adraee membagikan ulang video di media sosial yang menuduh al-Sharif menjadi anggota sayap militer Hamas – sebuah klaim yang dengan tegas ditolak karena dianggap palsu.

Israel secara rutin menuduh jurnalis Palestina di Gaza menjadi anggota Hamas sejak mereka melancarkan perang di wilayah tersebut pada Oktober 2023 sebagai bagian dari apa yang disebut kelompok hak asasi manusia sebagai upaya untuk mendiskreditkan pemberitaan mereka mengenai pelanggaran yang dilakukan Israel.

Militer Israel telah membunuh lebih dari 200 wartawan dan pekerja media sejak pemboman dimulai, termasuk beberapa jurnalis Al Jazeera dan kerabat mereka. Komite Perlindungan Jurnalis bulan lalu mengatakan mereka sangat prihatin atas keselamatan al-Sharif dan mengatakan dia adalah “target kampanye fitnah militer Israel.”

Anas al-Sharif adalah “anak lelaki yang sangat muda, dicintai oleh semua orang, oleh seluruh komunitasnya”, Muhammad Shehada, seorang penulis dan analis dari Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera. “Dia mempunyai pengaruh yang sangat besar di sana, dan itulah sebabnya Israel membunuhnya.

“Saya telah menyelidiki tuduhan yang dibuat Israel, mencoba menjelek-jelekkan dia sebagai militan Hamas. Tuduhan tersebut sepenuhnya bertentangan”, kata Shehada.

“Tidak ada bukti bahwa al-Sharif mengambil bagian dalam agresi apa pun, dalam aksi bersenjata apa pun, membantu atau bersekongkol dalam segala bentuk permusuhan. Tidak ada sama sekali. Seluruh rutinitas hariannya adalah berdiri di depan kamera dari pagi hingga sore hari”.

Koresponden Al Jazeera Hani Mahmoud menuturkan, selepas pengeboman semalam, semua jurnalis berkumpul, mencoba untuk berbicara satu sama lain, saling membantu untuk bertahan hidup dalam kondisi ini. menurutnya, Anas al-Sharif dan rekannya Mohammed Qreiqeh telah melaporkan kekejaman militer Israel, serangan udara, kelaparan dan dehidrasi selama beberapa bulan terakhir.

“Penting untuk digarisbawahi bahwa serangan ini terjadi hanya seminggu setelah seorang pejabat militer Israel secara langsung menuduh Anas dan secara langsung melakukan kampanye penghasutan terhadap Al Jazeera dan koresponden di lapangan karena pekerjaan mereka, karena pemberitaan mereka yang tiada henti mengenai kelaparan dan kekurangan gizi. Ini karena mereka berdua mengungkap menyataan tentang kejahatan ini kepada semua orang.”

Hanya seminggu setelah pernyataan tersebut dibuat oleh seorang pejabat militer terkemuka Israel, pernyataan tersebut diterjemahkan dengan menargetkan tenda ini dan membunuh dua jurnalis paling terkemuka di lapangan.

Serangan mematikan terhadap Anas al-Sharif dan empat rekannya semalam bukanlah yang pertama sejak dimulainya perang Israel di Gaza.

Pasukan Israel sebelumnya telah membunuh lima jurnalis Al Jazeera. Diantaranya Samer Abudaqqa, Ismael Al-Ghoul, Ahmed Al-Louh; Hossam Shabat dan Hamza Dahdouh, putra kepala biro Al Jazeera di Gaza Wael Dahdouh, serta banyak anggota keluarga jurnalis Al Jazeera.

Militer Israel secara sistematis membunuh jurnalis, fotografer, dan pekerja media lokal di Jalur Gaza sejak awal perang dalam upaya untuk membungkam pemberitaan mereka.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di New York telah berhasil memverifikasi pembunuhan sedikitnya 186 jurnalis sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 90 jurnalis telah dipenjarakan oleh Israel. Kantor Media Pemerintah di Gaza melaporkan jumlah yang lebih tinggi, mengatakan lebih dari 230 jurnalis telah terbunuh.

Sumber: Al Jazeera

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Palestina

Kolom

Dunia Gagal dalam Ujian Kelaparan di Gaza

Di Turki, ada ungkapan lama yang berbunyi: “Semoga Tuhan tidak menguji siapa pun dengan kelaparan.” Ungkapan ini lahir dari kesadaran akan betapa kejamnya...

ArtikelKolom

Muhammad al-Daif (Bag 1): Simbol Perlawanan Palestina yang Tak Tergoyahkan

Muhammad al-Daif adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perlawanan Palestina. Namanya bukan hanya dikenal di Gaza, tetapi juga di seluruh dunia...

ArtikelKolom

Narasi Kegagalan yang Diakui Sendiri oleh Elit Penjajah Israel

Dalam sejarah panjang konflik Palestina-Israel, pertempuran di Gaza selalu menjadi salah satu ujian terberat bagi Israel. Gaza, dengan segala keterbatasannya akibat blokade dan...

ArtikelKolom

Tufanul Aqsha: Gelombang Perlawanan untuk Kemerdekaan Tanah Palestina

Langit yang Berbisik tentang Perlawanan Gaza, sebuah wilayah kecil yang terjepit di antara Laut Mediterania dan perbatasan Israel, adalah tempat di mana harapan...

ArtikelKolom

Inspirasi dari Ketahanan Gaza dan Tekad untuk Kemerdekaan Palestina

Pasca operasi “Badai Al-Aqsha,” Gaza berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, tetapi semangat perlawanan tetap hidup. Menurut laporan PBB, lebih dari 50.000 nyawa...

Program Penyaluran Bantuan

Related Articles

Yuk Hadiri Tabligh Akbar Palestina Malam Ini: Refleksi Kemerdekaan Indonesia untuk Palestina!

MAKASSAR – Genosida belum berhenti. Kini, mereka gunakan senjata kelaparan untuk membunuh...

Penjajah Israel Bunuh Ratusan Wartawan, Ustadz Zaitun Ajak Jurnalis Indonesia Tunjukan Solidaritas

JAKARTA – Ketua Komite Pelaksana Aliansi Rakyat Indonesia-Bela Palestina (ARI-BP), Ustaz Zaitun...

UNRWA: 40.000 Anak Tewas dan Terluka Akibat Serangan Israel di Gaza

GAZA – Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa...

‘Aku Titipkan Palestina Padamu’ Begini Wasiat Terakhir Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif

Jurnalis ternama Al Jazera Anas al-Sharif syahid dibom Israel bersama empat rekannya...