Khutbah Pertama:
إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم و بارك عليه و على آله وصَحْبِه أجمعين ومَنْ سَار على نَهْجِهِ إلى يَوْمِ الدِّيْن ، أَمَّا بَعْد
فَإنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله، وَأَحْسَنُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران: 102].
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ [النساء: 1].
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ [الأحزاب: 70-71] [1].
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Saat anak bayi itu tergolek lemah, sekujur tubuhnya penuh luka, nafasnya tinggal separuh. Ayahnya telah wafat, ibunya telah tiada.
Hari ini beribu bayi seperti itu terkulai di tenda-tenda pengungsian, rumah-rumah sakit telah habis dibumihanguskan, setiap saat serangan penjajah yahudi zionis terus terjadi dan mengintai mereka.
Perbatasan Rafah dibombardir, 1,5 juta manusiaa tak tahu lagi hendak kemana mengungsi. 700.000 ribu anak-anak dan wanita tertawan dalam ketakutan.
Semua bangunan dibombardir, tak peduli itu masjid, gereja, rumah sakit, tempat tinggal, sarana umum, semua dihancurkan.
Tak tersisa lagi sejumput kemanusiaan,
Tidakkah kita dengar suara bayi-bayi itu, tidakkah kita melihat wajah-wajahnya yang penuh luka,
Tidakkah kita melihat wanita muslimah mereka dilecehkan, ditembak, diseret, dan ditindas dengan brutal.
Para wanita yang memperjuangkan negri dan kehormatannya.
Ditengah bara api yang membakar sanak keluarganya
Hingga tersisa tulang belulang yang tak lagi dapat dikenali
Diantara letupan ledakan bom dan senapan yang memekakkan telinga, menghancurkan rumahnya, dan mengarap rakus korban jiwa.
Mereka memanggil kita, mereka memanggil kita, :
وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ
”Dan jika mereka memintamu untuk membela dalam urusan agama, maka wajib bagimu untuk memberikan pertolongan ” ( QS.Al Anfal: 72 )
Seakan habis kata untuk melukiskan kesedihan ini.
Palestina, Masjidil Aqsha, Gaza, negeri para nabi, tempat keberkahan melimpah, saat ini banjir darah , di hadapan 2 milyar kaum muslimin yang menonton prahara ini setiap hari.
Genosida berlangsung secara terstruktur di hadapan kita, tanpa daya kita hanya menonton.
Dimana para pemimpin dunia, dimana para raja, para pemimpin negeri Islam., yang setiap tahun dengan penuh bangga memamerkan para tentaranya dengan semua perlengkapan militer . Kemana mereka semua, apakah semua itu hanya untuk pameran dan upacara.
Mengapa mereka tidak dikerahkan menghentikan kezaliman penjajah di jalur Gaza,
Demi Allah jawablah tangisan bayi-bayi tanpa dosa itu .
Bukti keimanan kita adalah tidak membiarkan saudara kita dizalimi,
Rasa sakit mereka adalah sakit kita
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :
»مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ شَيْءٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى «
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam saling mencintai, menyayangi, dan simpati ibarat tubuh: jika salah satu organ mengeluh, anggota tubuh lainnya akan merespon dengan tidak bisa tidur dan demam.” ( Muttafaq. Alaih )
Jamaah Jumat rahimakumullah
Abai, tidak peduli, dan membiarkan kezaliman ini terjadi tanpa berbuat sesuatu yang kita sanggupi, adalah pengkhianatan, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :
»مَا مِنِ امْرِئٍ يَخْذُلُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ تُنْتَهَكُ فِيهِ حُرْمَتُهُ، وَيُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ، إِلَّا خَذَلَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ، وَمَا مِنِ امْرِئٍ يَنْصُرُ امْرَأً مُسْلِمًا فِي مَوْطِنٍ يُنْتَقَصُ فِيهِ مِنْ عِرْضِهِ، وَيُنْتَهَكُ فِيهِ مِنْ حُرْمَتِهِ إِلَّا نَصَرَهُ اللَّهُ فِي مَوْطِنٍ يُحِبُّ فِيهِ نُصْرَتَهُ«
“Tidak ada seorangpun yang meninggalkan seorang muslim di tempat yang kesuciannya dilanggar dan kehormatannya direndahkan, melainkan Allah akan membuat ia berada dalam kondisi yang mengharapkan pertolongan dan Allah biarkan ia tidak tertolong, Dan tidak ada seorang pun yang menyokong seorang Muslim di tempat yang kehormatannya dilanggar. dan kesuciannya dilanggar kecuali Allah akan membantunya di tempat yang ia berharap untuk untuk ditolong. (HR.Ahmad )
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Jangan biarkan empati kita mati, jangan biarkan ketidakberdayaan membuat kita akhirnya tidak peduli.
Jangan biarkan keputusasaan menjajah kita.
Sungguh kita malu dengan mahasiswa – mahasiswa di Amerika di Harvard University, berkemah berhari-hari di kampus mereka bahkan tak sedikit di antara mereka di tawan oleh aparat.
Dan tahukah kita, sebagian besar dari mereka adalah non muslim, tapi dengan penuh semangat menyuarakan keadilan dan kemanusiaan.
Dimana dua milyar kaum muslimin?
Dimana para pemuda Islam?
Dimana para pemimpin Islam?
Apa yang kita lakukan dan telah kerjakan?
Tidakkah mereka melihat dengan nyata dihadapan mereka, 42 ribu nyawa kaum muslimin telah melayang.
Tidakkah mereka marah melihat pembantaian dan genosida ini, jangan sampai rasa empati dan nurani kita telah mati.
Kata seorang Ilmuwan di amerika, “Tidak mesti anda menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup anda menjadi manusia.”
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Apalagi bagi kita kaum muslimin, Persoalan Palestina ini adalah persoalan akidah, tanah yang diserang adalah tanah suci, Masjidil Aqsa kota-kota sekitar, tanah yang diberkahi. Termasuk sebagai anak bangsa Indonesia yang pernah terjajah.
Hari ini, saatnya kita bangkit
Hari ini saatnya kita bersuara
Hari ini kita bergerak
Hari ini berbuat sesuatu
Setiap kita memiliki media sosial masing-masing, bersuralah disitu.
Jika kita diberi harta yang cukup, kirimkanlah donasi kepada anak-anak Gaza yang sedang kelaparan.
Dan kita yang memiliki, lantungkanlah doa-doa terbaik kita untuk mereka.
Ingatlah Palestina,
Kenanglah Al Quds,
Bayangkanlah Al Aqsha,
Setialah untuk Gaza.
Dan para pemudanya,
Yang tangannya meneteskan darah,
Penuh asa, mengepal batu,
Menggenggam muqawamah.
Tapaknya merah,
Darah perlawanan,
Jiwa merdeka yang tak Sudi terjajah,
Yang dadanya berdegup nafas kalam Ilahi.
Percayalah saudara!,
Sejumput hatimu untuk mereka
Kan sucikan jiwa dari nista dosa
Al Aqsha menanti kita,
Gaza telah bersimbah darah para syuhada,
Hadirlah dengan penuh cinta.
Kepedulian kita adalah perjuangan di jalan Allah,
Tapi, rasa abai dan tak peduli adalah pengkhianatan kita terhadap agama dan kemanusiaan.
Yang akhirnya di akhirat kelak, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
صَبْرًا أَهْلَ غَزَّة فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةَ إِنْ شَآءَ الله
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
الحمد لله على كُلِّ حَالٍ و الصلاة والسلام على النَّبِيِّ والصَّحْبِ والْآلِ وْمَنَ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ إلى يوم الْمَئَالِ، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin a’azzakumullah
Solusi nyata dari semua ini, hanya satu kata :
Jihad Fi Sabilillah
Berjuang sesuai dengan kemampuan dan kondisi dimana kita berada.
}يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ تِجَٰرَةٍ تُنجِيكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيم{
} تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٌ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ {
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, [Surat Ash-Shaf: 10-11].
Di saat saudara kita di sana telah mempertaruhkan nyawa membela tanah suci, rela mati demi tujuan mulia (pejuangan di jalan Allah), maka sewajibnya jiwa seperti itu pun hadir di sanubari kita,
Azam harus tertatam pada jiwa, bahwa kapanpun kita bisa membela agama dan kemanusiaan di Gaza dan Palestina, kita tak akan terlambat sedikitpun biiznillah…
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِهِ، مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ
“Barang siapa yang mati dan ia belum pernah berperang di berjuang di jalan Allah atau berniat untuk berperang di jalan Allah maka ia mati salah satu cabang kemunafikan.”
Penantian itu tak boleh pasif, penantian itu harus berisi hari-hari yang dipenuhi perjuangan
Termasuk bagian daripada jihad dan perang dijalan Allah adalah menginfakkan harta, waktu, ilmu dan semua yang kita miliki untuk perjuangan.
Teruslah bersuara, teruslah berjuang, teruslah berdoa, jangan pernah berputus asa akan pertolongan Allah.
Wahai Allah Yang menggenggam semesta, yang menguasai segala sesuatu, padaMu dan untukMu semua pujian .
Wahai Tuhan orang-orang yang tertindas ,
Dengan kasih sayang-Mu tolonglah saudara kami di tanah suci Mu, Palestina
Tolonglah saudara kami di bumi Gaza yang perwira itu.
Engkau Maha Tahu Ya Rabb
Tidaklah mereka diserang dan dizalimi, melainkan karena mereka mempertahankan, rumah-Mu.
Masjidil Aqsha yang mulia
Tidaklah mereka diserang dan dizalimi, melainkan karena mereka menyebut NamuMu, mempertahankan agamaMu.
Tolonglah mereka Yaa Rabb, Tolonglah mereka Yaa Rabb…
Dan tolonglah kami, untuk bisa bangkit, bersatu melawan kezaliman itu, melawan diri kami yang terlaku cinta pada dunia ini, hingga abai berjuang untuk agamaMu, dan hilangnya rasa empati kami.
Yaa Allah satukan hati ini, rapatkan barisan ini, beri kami kesempatan untuk berjuang di jalanMu.
Dan..
Maafkan kami atas ketidak berdayaan dan ketidakpedulian kami.
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ ، وَمِنَ اليَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا ، وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا ، وَاجْعَلْهُ الوَارِثَ مِنَّا ، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا ، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا ، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا ، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
وصلى اللهم وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
***********
Penulis: Ustadz Muhammad Ikhwan Jalil, Lc., M.HI., M.Pd
(Pembina Komite Solidaritas Palestina)
Leave a comment