MAKASSAR, kitapalestina.com – Peristiwa Genosida yang dilakukan Zionis Israel selama 50 hari terakhir pasca Operasi Badai Al Aqsa (Taufanul Aqsa) menyadarkan umat Islam dan menggemparkan dunia bagaimana keteguhan, kegigihan dan kesabaran dari saudara kita yang ada di Palestina.
Perlawanan terhadap Penjajah Zionis, pembelaan terhadap hak dan kesucian Masjidil Aqsa kembali menjawab pertanyaan dalan sanubari umat, mengapa ulama’ dalam banyak kesempatan menyatakan bahwa persoalan Palestina merupakan persoalan inti umat Islam.
“Kita punya satu keyakinan bahwa kezaliman dan keangkaramurkaan pasti akan hancur, dan sudah begitu banyak contoh dari waktu ke waktu para umat terdahulu yang membangkang dengan Allah dan melakukan kezaliman di muka bumi ini Allah SWT hancurkan dan pasti kemenangan bagi orang-orang yang beriman,” kata Ustaz Syaibani selaku Ketua KITA Palestina.
Baca Juga: “Bantuan Masyarakat Indonesia Telah Masuk Gaza, Para Korban Butuh Selimut untuk Hadapi Musim Dingin”
Saat ini kita ketahui bahwa tengah terjadi gencatan senjata, KITA Palestina mendorong berbagai upaya untuk terus dilakukan dalam membantu rakyat Palestina, baik secara materil dan moril, utamanya dari rakyat Indonesia.
“Dari kita Palestina, kita terus Insya Allah mendoakan dan mengajak seluruh kaum muslimin di Indonesia, dan di seluruh dunia untuk terus berupaya semaksimal mungkin untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina,” tambahnya.
Sebagaimana yang diutarakan oleh Ustaz Ilham Jaya, Lc., M.H.I., wakil ketua Komite Solidaritas (KITA) Palestina dalam Musyarah Kerja Nasional (Mukernas) XVI Wahdah Islamiyah hari ke-2 di Aula Gedung Arafah Asrama Haji Sudiang, Makassar (Jum’at, 24 November 2023).
Ketua DPW Wahdah Islamiyah DKI Jakarta itu menyatakan bahwa roket dan rudal yang dilesatkan oleh Pejuang Kebebasan Palestina (07/10) sangatlah luar biasa hingga memberikan efek ganda.
“Serangan tersebut memperlihatkan kepada Islam dan dunia bagaimana pemukim ilegal yang merampok tanah saudara kita disana (Palestina) bersembunyi kedalam lubang persembunyian mereka dengan penuh ketakutan (sifat pengecut) dan juga mengeluarkan orang munafik dari tempat persembunyiannya,” tegasnya.
Menurutnya, genosida Zionis atas rakyat Palestina yang berakhir dengan gencatan senjata sementara (24/11) menunjukkan bagaimana kengerian dan kekejaman dari Hipokrasi Dunia yang ditunjukkan secara terang terangan.
Dosen STIBA Makassar tersebut mengingatkan kembali kepada umat Islam yang sebelumnya atau yang akhirnya tersadarkan terhadap produk yang selama ini kita nikmati dari pagi harinya hingga terlelap kembali memberikan kontribusi terhadap pembantaian kemanusiaan dan penistaan terhadap Al Quds.
“Fenomena boikot ini jangan dilihat dalam perspektif rentan yang sempit! Kita letakkan boikot ininpada konteks kemandirian ekonomi bangsa kita! Selama ini mereka menguasai ekonomi kita menguasai rasa dan standar hidangan yang kita anggap enak, bahkan mereka menguasai gaya hidup kita,” terang Ustaz Ilham.
Kemudian wakil ketua KITA Palestina mengutip, rupa rupanya selama ini kita menyangka bahwa yang dijajah adalah negara Palestina, namun ternyata secara substansial seluruh negara ternyata terjajah, selain Palestina.
Ustaz Ilham Jaya melalui Mukernas XVI Wahdah Islamiyah mengajak orang orang yang masih memiliki hati nurani untuk kembali mempelajari Islam secara Kaffah.
“Bagaimana kesabaran, keteguhan, keimanan saudara kita di Palestina benar benar menunjukkan kepada kita bagaimana gambaran nyata dalam Sirah Islam, umat yang kecil mengalahkan kelompok yang bersekutu (Ahzab),” pungkasnya.
Perhatian terhadap isu Palestina menciptakan perubahan besar secara global terhadap dunia. KITA Palestina berharap Indonesia mengambil peran besar dalam merekonstruksi Islah secara lebih luas.
Moment tersebut ditutup dengan perkenalan Kurikulum Al Maqdisiyah, sebuah bahan ajar yang dikonsepkan secara matang oleh KITA Palestina bagi seluruh jenjanh usia dan tingkat pendidikan.
Leave a comment