MAKASSAR – 448 hari genosida di Gaza terus berlangsung, 45.338 orang syahid dan 107.764 orang kini luka-luka. Akankah kita diam, dan bagaimana upaya perjuangan kita? Tanpa ilmu, setiap jiwa akan abai dan tak peduli terhadap Baitul Maqdis dan genosida di Gaza hari ini.
Bumi Palestina yang di dalamnya terdapat Baitul Maqdis adalah bumi yang diberkahi, negeri para Nabi dan mujahid. Kini negeri mulia tersebut sedang ternodai oleh tangan-tangan penjajah zionis Israel.
Sebagai upaya membekali umat Islam dengan ilmu Komite Solidaritas (KITA) Palestina menggelar Edukasi Palestina dengan tema “Pentingnya Ilmu dalam Membebaskan Baitul Maqdis”, digelar secara Online via Zoom Meeting, Jumat (27/12/2024).
Kegiatan Edukasi kepalestinaan ini memasuki pertemuan kesembilan yang rutin dilaksanakan setiap pekannya, pada pertemuan ini materi disampaikan oleh Ustaz Dr. Fahmi Salim Zubair, Lc., M.A (Founder Al Fahmu Institute & Ketua Baitul Maqdis Institute) dihadiri oleh 85 lebih peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Nabi telah menanamkan kecintaan kepada para sahabatnya tentang Baitul Maqdis, dan bentuknya adalah shalat dan doa selama periode Makkah semunya menghadap Baitul Maqdis. Saat hijrah kemadinah 16-18 bulan juga salat menghadap ke Masjidil Aqsha,” kata Ustaz Fahmi mengawali materinya.
Beliau juga mengungkapkan istilah lingkaran keberkahan yakni negeri Syam. Menurutnya, ilmu untuk membebaskan Al-Maqdis harus dikaji, sebelum melakukan berbagai gerakan diplomasi dan militer.
“Kekeliruan umat Islam di abad modern adalah tidak mengkaji Baitul Maqdis dalam pondasi ilmu yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Sudah saatnya mengembalikan posisi sentral ilmu dalam berbagai upaya dalam melakukan pembebasan Baitul maqdis baru melakukan diplomasi, politik dan gerakan lainnya,” ungkapnya.
“Baitul maqdis dalam wahyu bahwa Allah telah mewariskannya kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Ketika Baitul maqdis dikuasi oleh orang-orang yang sholeh maka akan melahirkan keberkahan dan keadilan, dan dampaknya akan berimbas kepada negeri-negeri yang ada di sekitarnya, bahkan dunia akan menjadi aman dan tentram. Begitupun dengan sebaliknya,” tambahnya.
Ustaz Fahmi juga mengungkapkan alasan dan klaim Yahudi bahwa mereka ingin membangun haikal sulaiman ke 3, dan mereka telah melakukan penggalian terowongan yang sangat panjang dan ternyata sampai sekarang tidak menemukan bukti arkeologi. Berarti alasannya adalah teologi.
Founder Al Fahmu Institute tersebut juga mengingingkan agar umat Islam membaca secara dengan baik, bagaimana para sahabat Nabi membebaskan Baitul Maqdis begitupun dengan Salahuddin Al-Ayyubi. Menurutnya, peran kita dengan Israel adalah peran eksistensial.
“Fakta sejarah adalah timeline perjuangan, termasuk pembebasan Baitul Maqdis yang harus dimulai dari quwwatul ma’rifah yakni kekuatan ilmu dan pada akhirnya berimbas pada gerakan-gerakan politik dan militer. Kekuatan yang paling pertama harus dilakukan adalah ma’rifah yakni kajian ilmu pengetahuan secara sistematis,” tegasnya.
“Umat Islam yang jika telah di isi otaknya dengan Baitul maqdis, maka seluruh aktivitas jiwa dan raganya akan mudah untuk membela dan melakukan apapun terhadap Baitul maqdis, termasuk melakukan donasi tanpa diminta,” lanjutnya.
Komite Solidaritas Palestina sebagai lembaga kemanusian yang konsen pada perjuangan kemerdekaan palestina terus melakukan berbagai aksi nyata dalam membantu saudara-saudara kita (aktif dalam berbagai program Dapur Umum, Paket Sembako dan Buah, Bantuan Pakaian, Kebutuhan Air Bersih dan Daging Qurban). Yuk bantu saudara kita di Palestina. DONASI PALESTINA
Laporan: Media KITA Palestina
Leave a comment