Sabtu , 2 Agustus 2025
Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Palestina: Gaza Kelaparan, Tanggung Jawab Kita

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا، وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.

أَمَّا بَعْدُ…

Wahai kaum muslimin yang dirahmati Allah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketakwaan adalah benteng kita dari segala bentuk kemungkaran dan jalan menuju kemenangan pribadi dan umat Islam, di dunia dan akhirat.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

Hingga hari ini, duka masih menyelimuti kaum muslimin Palestina yang tentu juga menjadi luka bagi kita. Jumlah korban genosida di Palestina terus meningkat. Lebih dari 60.000 jiwa menjadi korban yang syahid di, lebih dari 137.600 warga juga terluka dalam serangan penjajah Israel

sejak Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Angka tersebut, tentu bisa bertambah seiring bertambahnya hari. Kekejaman dan kekejian tentara Yahudi yang membantai ribuan anak-anak kaum muslimin yang tidak berdaya terlihat begitu jelas dan nyata bagi mereka yang masih memiliki nurani.

Ketika mendengar jumlah korban meninggal dari saudara-saudara kita yang tak berdaya di Palestina. Jangan bayangkan bahwa mereka meninggal dalam keadaan biasa, mereka meninggal tertembak peluru Zionis la’natullah alaihi, mereka meninggal karena kehabisan darah dan minimnya peralatan medis di rumah sakit, dan mereka meninggal karena bom yang menghancurkan badan dan rumah mereka.

Hal ini sedikit menggambarkan kengerian yang dialami saudara kita di Gaza. Hidup mereka berubah dalam sekejap: orang tua, saudara kandung, dan kakek nenek mereka terbunuh. Bagi mereka segalanya tidak akan lagi sama. Semoga Allah Ta’ala catatkan mereka sebagai orang-orang yang syahid fii sabilillah.

Ketika mendengar korban yang terluka di Palestina, jangan bayangkan itu adalah luka biasa pada umumnya. Ada yang kehilangan matanya, hancur batok kepalanya, hilang tangannya, hilang kedua kakinya, rusak organ dalamnya, cacat selamanya. Dan sedihnya, setiap dari mereka dirawat dengan fasilitas medis seadanya, mereka dirawat di rumah sakit yang bisa saja dibom sewaktu-waktu oleh pesawat-pesawat tempur Zionis la’natullah alaihi. Semoga Allah Ta’ala melindungi mereka, dan memberikan kesembuhan pada mereka.

Jama’ah yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala…

Setelah pembantaian kurang lebih dua tahun yang terus berlangsung tanpa henti. Kini, saudara-saudara kita di Gaza memasuki fase baru dalam penderitaan dan kepiluan. Sudah kurang lebih dua pekan, anak anak menangis kelaparan, para ibu tidak mampu menyusui, dan para ayah tak kuasa memberi makan keluarga mereka. Mereka hidup dalam kondisi yang tidak layak bagi manusia, bahkan binatang pun tak sepantasnya diperlakukan seperti itu.

Sejak Maret 2025, penjajah Israel melakukan blokade total atas Gaza, dengan pengiriman bantuan baru mulai diperbolehkan dalam jumlah yang sangat terbatas sejak akhir Mei. Dari truk-truk bantuan tersebut, banyak diantaranya bahkan dilaporkan mengalami penjarahan atau hambatan, diduga dibawah pengawasan ketat militer israel.

Bencana kemanusian yang saudara kita alami kini telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kelaparan, dehidrasi paksa, dan kekurangan gizi akut tengah mencengkram Gaza. Sekitar 1,1 juta anak di Gaza menderita kelaparan, dan 70.000 diantaranya mengalami malnutrisi. Dan betapa ironis, betapa pilu nasib saudara-saudara kita di Gaza…

Mereka dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama membawa kematian. Tinggal di rumah dalam gelap, dalam dingin, dalam deru ketakutan sementara rasa lapar mencabik tubuh dan menjerat anak-anak mereka dalam tangis yang tak lagi bersuara… atau keluar dari rumah, demi sekarung tepung, demi sekotak bantuan, dengan taruhan nyawa, karena di luar sana, peluru tentara Zionis telah menunggu, siap merenggut nyawa siapa saja yang mencoba bertahan hidup.

Inilah kenyataan yang mereka hadapi setiap hari bukan dalam film, bukan dalam cerita, tetapi dalam dunia nyata, di bawah langit yang sama dengan kita. Mereka tak sedang memilih hidup yang lebih baik, mereka hanya sedang mencoba untuk… tetap hidup.

Terlapor sudah lebih dari 1000 warga Palestina kini terbunuh oleh militer Israel saat mencoba mendapatkan makanan di Gaza, mereka tewas tertembak di dekat konvoi bantuan makanan GHF (Gaza Humanitarian Foundation) milik Amerika, dan konvoi bantuan PBB. Allahul Musta’an.

Wahai kaum muslimin yang dirahmati Allah,

Di mana hati nurani kita? Ke mana perginya nur cahaya kepedulian umat Islam? Tidakkah kita melihat dengan mata hati yang jernih, jeritan pilu saudara-saudara kita di Palestina, yang setiap harinya dibalut derita, kehilangan, dan darah?

Tidakkah dada kita sesak melihat anak-anak mereka menangis kelaparan di bawah hujan bom? Tidakkah air mata kita menetes saat mendengar lantunan takbir mereka di tengah kehancuran?

Apakah ukhuwah hanya tinggal slogan? Apakah persaudaraan seiman hanya sebatas kata-kata? Tidakkah hati kita tergerak untuk membantu mereka? Bukankah kita bersaudara? Bukankah Allah Ta’ala berfirman:

﴿اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ ﴾

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (Q.S. Al-Ḥujurāt:10).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, seorang pakar tafsir abad 14 H menulis dalam kitab tafsirnya bahwa ayat tersebut adalah perjanjian yang ditunaikan Allah di antara orang-orang beriman. Siapapun dia, baik tinggal di belahan timur bumi maupun barat, apabila beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, para Nabi dan Rasul-Nya, serta beriman kepada Hari Akhir, maka dia adalah saudara bagi orang beriman yang lainnya.

Bukankah Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً، الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ….

Artinya: “Jadilah kalian semua hamba–hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain…” (HR. Muslim).

Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-Syatsri, anggota Dewan Ulama Senior Arab Saudi, dalam penjelasannya tentang hadis ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain’ adalah bahwa setiap Muslim saling terikat dalam ikatan persaudaraan yang didasari oleh cinta dan semangat tolong-menolong. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih berikut:

مثلُ المؤمنين في تَوادِّهم ، وتَرَاحُمِهِم ، وتعاطُفِهِمْ . مثلُ الجسَدِ إذا اشتكَى منْهُ عضوٌ تدَاعَى لَهُ سائِرُ الجسَدِ بالسَّهَرِ والْحُمَّى.

Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi, adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan merasakan demam.” (HR Muslim).

Dalam hadis lain disebutkan:

ٱلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَٱلْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.

Artinya: “Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain seperti bangunan, yang satu menguatkan yang lain.” (HR. Bukhari).

Jama’ah yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala…

Sudah menjadi kewajiban moral dan keimanan bagi kita untuk memiliki kepedulian yang tulus terhadap saudara-saudara kita di Gaza. Mereka bukan sekadar penduduk negeri yang jauh mereka adalah bagian dari tubuh yang sama, ruh yang disatukan oleh iman kepada Allah.  Dalam ikatan ukhuwah Islamiyah, keimanan menyatukan kita lebih erat dari darah dan keturunan.

Maka, penderitaan mereka bukan sekadar berita, itu adalah jeritan hati kita sendiri. Luka yang menganga di tubuh mereka adalah luka yang mengoyak batin kita. Darah yang mengalir di tanah Gaza adalah darah kita yang tertumpah.

Air mata mereka adalah air mata kita yang jatuh dalam diam. Bahkan, rasa lapar yang mereka tanggung di tengah kehancuran, seharusnya menggema dalam rasa lapar empati kita di sini.

Kita boleh terpisah ribuan kilometer, tapi jiwa kita tak pernah jauh. Karena iman menjembatani jarak, dan ukhuwah menjadikan derita mereka sebagai derita kita semua.

Gaza bukan hanya tanah Palestina, ia adalah cermin nurani umat. Dan keadaan saudara-saudara kita di sana bukan hanya masalah mereka, itu adalah tanggung jawab kita bersama, yang kelak akan ditagih oleh sejarah… dan oleh Allah di hari yang tak ada naungan selain naungan-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

DOWNLOAD MATERI KHUTBAH PDF

Khutbah Kedua:

اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Jama’ah yang dimuliakan oleh Allah Ta’ala…

Sikap acuh tak acuh, tidak peduli, bahkan meninggalkan dukungan terhadap para saudara kita di Gaza adalah tanda kebinasaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

﴿وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَاَحْسِنُوْا ۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ ﴾

Artinya: “Infakanlah (hartamu) di jalan Allah, janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-Baqarah:195).

Para mufasir sepakat bahwa makna ayat ini adalah: Jika kalian meninggalkan infak (di jalan Allah) maka niscaya Allah akan membinasakan kalian.

Kita mampu melakukan lebih dari sekadar apa yang telah kita lakukan sebelumnya untuk saudara-saudara kita di Gaza. Di sana, para mujahid mempertaruhkan nyawa mereka, mengangkat senjata demi membela tanah dan kehormatan umat.

Para pemimpin negeri-negeri Muslim, meski terbatas, tetap menekan musuh lewat jalur diplomasi dan kebijakan. Maka kita umat Islam yang Merdeka tidak boleh tinggal diam! Kita bergerak dengan harta kita, menyuarakan kebenaran lewat media, memperkuat solidaritas dengan segala daya yang kita miliki.

Dan jika kita tak mampu dengan tangan atau lisan, maka kita hantarkan dukungan lewat doa-doa yang terus menggema, siang dan malam, memohon agar Allah menurunkan pertolongan-Nya kepada mereka. Karena diam adalah pengkhianatan, dan keheningan adalah luka baru bagi mereka yang tertindas.

Barang siapa tidak mampu mengangkat senjata untuk membela saudaranya yang tertindas, maka doa adalah senjatanya. Dalam atsar disebutkan, “senjatanya orang beriman adalah doa.” Dalam hadis disebutkan:

أَعْجَزُ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ عَنِ الدُّعَاءِ…

Artinya: “Manusia paling lemah adalah orang yang paling lemah dalam berdoa (kepada Allâh).” (HR. Abu Ya’lâ, ath-Thabrâni, Ibnu Hibbân dan ‘Abdul Ghani al-Maqdisi. Syaikh al-Albaani rahimahullah menilainya berderajat sahih.

Di penghujung khutbah ini, marilah kita tundukkan hati yang penuh harap, rendahkan jiwa dalam keinsafan, dan berdoa mengangkat tangan kepada Sang Penguasa Langit dan Bumi Dzat yang tak pernah meninggalkan hamba-hamba yang bersimpuh dan berseru dalam doa kepada-Nya.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، واللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Penyusun: Tim KITA Palestina

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Palestina

ArtikelKolom

Muhammad al-Daif (Bag 1): Simbol Perlawanan Palestina yang Tak Tergoyahkan

Muhammad al-Daif adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perlawanan Palestina. Namanya bukan hanya dikenal di Gaza, tetapi juga di seluruh dunia...

ArtikelKolom

Narasi Kegagalan yang Diakui Sendiri oleh Elit Penjajah Israel

Dalam sejarah panjang konflik Palestina-Israel, pertempuran di Gaza selalu menjadi salah satu ujian terberat bagi Israel. Gaza, dengan segala keterbatasannya akibat blokade dan...

ArtikelKolom

Tufanul Aqsha: Gelombang Perlawanan untuk Kemerdekaan Tanah Palestina

Langit yang Berbisik tentang Perlawanan Gaza, sebuah wilayah kecil yang terjepit di antara Laut Mediterania dan perbatasan Israel, adalah tempat di mana harapan...

ArtikelKolom

Inspirasi dari Ketahanan Gaza dan Tekad untuk Kemerdekaan Palestina

Pasca operasi “Badai Al-Aqsha,” Gaza berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, tetapi semangat perlawanan tetap hidup. Menurut laporan PBB, lebih dari 50.000 nyawa...

ArtikelKolom

Kemenangan Gaza dan Pengakuan Kekalahan Penjajah Israel Mengalahkan Pejuang

Konflik di Gaza adalah salah satu konflik paling kompleks dan berkepanjangan dalam sejarah modern. Sebagai bagian dari konflik yang lebih luas antara Palestina...

Program Penyaluran Bantuan

Related Articles

Materi Khutbah Jumat Palestina: Kita Adalah Gaza

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ...

Materi Khutbah Jumat: Menyambut Kemenangan Al-Aqsha dengan Semua Pengorbanan

Khutbah Pertama: إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور...

Materi Khutbah Jumat: Generasi Salahuddin Pembebas Al-Aqsa

KHUTBAH PERTAMA: إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ...

Materi Khutbah Jumat: Tragedi Gaza, Apakah Kita Masih Ada?

Khutbah Pertama: إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور...