Rabu , 20 Agustus 2025
Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Palestina (Edisi 8): Refleksi Kemerdekaan Indonesia untuk Palestina

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا، وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.

أَمَّا بَعْدُ…

Hadirin Jamaah Jumat yang semoga dimuliakan Allah,

Izinkan khatib menyampaikan wasiat Jumat:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْن

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (Āli ‘Imrān [3]:102)

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Hari Jumat ini bagi kita bangsa Indonesia adalah Jumat syukur dan bahagia. Betapa tidak, di hari Ahad, dua hari ke depan, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2025 adalah hari peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80.

Betapa besar rahmat Allah Ta’ala kepada bangsa ini. Setelah jihad yang panjang merebut kemerdekaan dari penjajahan.

Akhirnya, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka pada 17 Agustus 1945 silam, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Maka dalam konteks itu, mari kita ingat bersama pesan Al-Qur’an di bawah ini:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.” (QS. Al-Hajj/22: 41)

Ayat ini bercerita tentang keutamaan sahabat-sahabat Nabi yang terusir dari Mekkah, kampung halaman mereka; yaitu bahwa ketika mereka kelak diberikan ketenteraman hidup dan diberi kesempatan memimpin, maka mereka bersyukur kepada Allah dengan Shalat, Zakat, serta Amar Makruf dan Nahi Mungkar.

Bercermin kepada keutamaan tersebut, ada pesan bagi bangsa kita bahwa karunia kemerdekaan dan ketenteraman hidup, bahkan kehidupan kebangsaan yang bebas; bukanlah titik akhir.

Justru kemerdekaan itu adalah titik tolak untuk bersyukur kepada Allah dalam agenda-agenda kebangsaan berikutnya.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,

Dalam semangat kemerdekaan ini, pertanyaannya: apakah semangat kemerdekaan itu hanya berhenti di perbatasan negara kita? Apakah semangat perjuangan melawan penjajahan itu hanya untuk kita?

Pendiri bangsa kita, dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, telah menitipkan sebuah amanah suci: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Amanah ini adalah pengingat bahwa kemerdekaan kita tidak akan sempurna jika masih ada bangsa lain yang terbelenggu oleh penjajahan.

Amanah ini menuntut kita untuk memiliki kepedulian yang mendalam, rasa empati yang tulus, terhadap penderitaan sesama manusia di mana pun mereka berada.

Ketika kita merenungkan sejarah kemerdekaan Indonesia, ada satu fakta yang mungkin tidak banyak kita ketahui, namun sangat menyentuh hati. Ketika bangsa kita masih berjuang merebut kemerdekaan, banyak negara masih ragu-ragu mendukung kita.

Namun, ada satu bangsa yang tanpa ragu, bahkan dengan berani dan tulus hati, memberikan dukungan penuh kita, mereka adalah bangsa Palestina.

Pada tahun 1944, sebelum Indonesia merdeka, mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, menyatakan dukungannya yang kuat untuk kemerdekaan Indonesia.

Beliau bahkan menyebarkan berita proklamasi melalui siaran radio berbahasa Arab, yang menjadi salah satu pengakuan de facto pertama dari bangsa asing.

Mengapa mereka melakukan itu? Karena mereka memahami betul arti perjuangan. Mereka merasakan pedihnya hidup di bawah bayang-bayang penjajahan.

Dukungan itu bukan sekadar formalitas, melainkan wujud solidaritas kemanusiaan dan keimanan yang lahir dari penderitaan yang sama.

Saudaraku, bangsa Indonesia yang dirahmati Allah,

Sekarang, mari kita lihat kondisi saudara-saudara kita di negeri Masjidil Aqsa, Palestina. Saat kita merayakan kemerdekaan dengan penuh suka cita, saudara-saudara kita di sana justru masih mengalami genosida dan pembantaian.

Peristiwa genosida paling berdarah sekaligus penuh ironi dalam sejarah kemanusiaan! Sebab tayang langsung persis di atas layar gadget kita dan penduduk dunia lainnya. 

Penjajahan terhadap Palestina adalah sisa era-kolonial dari abad ke-20, khususnya Inggris sejak tahun 1920.

Selanjutnya, negara ini menjembatani lahirnya penjajahan Zionisme Yahudi yang bernama Israel.

Mereka itulah yang dalam 22 bulan terakhir mencatatkan diri dalam sejarah sebagai penjahat genosida yang telah menewaskan hampir 62 ribu jiwa manusia tak berdosa.

Yang menyayat hati kita lebih dalam, karena 70% dari korban itu dari kelompok perempuan dan anak-anak yang tak berdaya.

Penjahat genosida Israel dalam beberapa bulan ini bahkan meningkatkan kejahatannya melalui pelaparan sistematis. Hampir 250 orang, termasuk di dalamnya anak-anak yang jadi korban.

Terakhir, yang menyentak publik dunia adalah upaya lanjutan penjahat genosida Israel untuk membungkam mata dan telinga dunia lewat pembunuhan jurnalis.

Padahal, tercatat hampir 250 jurnalis telah tewas akibat kebrutalan pembantaian Israel.

Palestina, bangsa yang dulu memberikan dukungan kepada kita, kini justru berjuang dalam sendiri.

Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini adalah utang budi dan iman yang harus kita bayar dengan doa, dengan empati, dan dengan tindakan nyata.

Mari kita jadikan semangat kemerdekaan kita sebagai api yang menyalakan kepedulian terhadap kemanusiaan universal.

Mari kita bersatu dalam perjuangan untuk menegakkan keadilan, karena kemerdekaan sejati hanya akan terwujud jika penjajahan di muka bumi ini musnah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

DOWNLOAD MATERI KHUTBAH PDF

Khutbah Kedua:

إنَّ الحَمْدَ للهِ، نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ باللهِ مِنْ شُرُورِ أنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وأشْهَدُ أنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan oleh Allah…

Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)

Ayat ini adalah pedoman hidup: menolong mereka yang tertindas dan membela mereka yang terzalimi adalah bagian dari kebajikan dan takwa yang diperintahkan oleh Allah.

Membela hak asasi manusia, memperjuangkan kemerdekaan bangsa lain, membebaskan Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa dari penistaan penjahat genosida Israel bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah kewajiban moral bagi kita yang mengaku sebagai bangsa merdeka.

Mari wujudkan rasa syukur atas kemerdekaan yang kita miliki dengan tidak hanya merayakannya, tetapi juga menjadikannya sumber energi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menjaga kesucian Masjidil Aqsa dari kejahatan penjajahan dan genosida Israel.

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka ini adalah berkah, dan berkah itu baru akan sempurna jika kita bisa mensyukurinya dengan menegakkan keadilan dan menebarkan kebajikan; serta menghapus kebiadaban dan kepedihan di antara bangsa-bangsa.

Oleh karena itu, mari kita rapatkan barisan. Kita doakan saudara-saudara kita di Palestina agar diberikan kekuatan, kesabaran, dan pertolongan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Kita doakan agar Allah hancurkan segala bentuk kezaliman dan penjajahan.

Mari kita lawan kezaliman dengan melanjutkan boikot produk-produk terafiliasi penjahat genosida Israel. Hentikan segala bentuk kerja sama dan perdagangan serta transaksi haram.

Mari terus lantang menyuarakan keadilan terhadap korban genosida. Salurkan bantuan kemanusiaan lewat lembaga-lembaga kredibel, resmi, dan bereputasi.  

Ya Allah…

Berilah pertolongan kepada saudara-saudara kami di Palestina. Lindungilah mereka dari segala bentuk kejahatan dan penindasan. Satukan hati umat Islam dan manusia di seluruh dunia untuk membela keadilan dan kemanusiaan.

Ya Allah…

Anugerahkanlah kepada kami kemerdekaan yang hakiki, kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Jadikanlah kami bangsa yang senantiasa bersyukur, peduli, dan berani membela kebenaran. Amin ya rabbal alamin.

Ya Allah…
Tolonglah Gaza yang terluka,
tolonglah anak-anak yang tubuhnya lemah karena kelaparan berhari-hari.
Tolonglah ibu-ibu yang memeluk bayi mereka dengan perut kosong.
Tolonglah para orang tua yang mengganti makan malam dengan doa dan harapan.

Ya Allah…
Turunkanlah makanan dari langit seperti Engkau turunkan manna dan salwa kepada Bani Israil.
Berikanlah mereka keteguhan dan kekuatan untuk bertahan di tengah ujian ini.
Lunakkanlah hati kami yang sering lalai,
jadikan setiap doa dalam sujud kami sebagai kekuatan mereka,
dan setiap sedekah kami sebagai penawar lapar mereka.

Ya Allah…
Catatlah kami di antara hamba-Mu yang bersyukur dan peduli,
yang tidak hanya kenyang sendiri,
tetapi juga ikut menangis dan berbagi bersama mereka yang kelaparan.

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ المُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعدَاءَ الدِّيْنَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا المُستَضْعَفِيْنَ فِي غَزَّة، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ

اَللَّهُمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ، وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، واللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Jakarta, 15 Agustus 2025

Penulis: Ustadz Ilham Jaya, Lc., MA
(Pembina Komite Solidaritas Palestina)

Editing & Layout: Team KITA Palestina

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Palestina

Kolom

Dunia Gagal dalam Ujian Kelaparan di Gaza

Di Turki, ada ungkapan lama yang berbunyi: “Semoga Tuhan tidak menguji siapa pun dengan kelaparan.” Ungkapan ini lahir dari kesadaran akan betapa kejamnya...

ArtikelKolom

Muhammad al-Daif (Bag 1): Simbol Perlawanan Palestina yang Tak Tergoyahkan

Muhammad al-Daif adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perlawanan Palestina. Namanya bukan hanya dikenal di Gaza, tetapi juga di seluruh dunia...

ArtikelKolom

Narasi Kegagalan yang Diakui Sendiri oleh Elit Penjajah Israel

Dalam sejarah panjang konflik Palestina-Israel, pertempuran di Gaza selalu menjadi salah satu ujian terberat bagi Israel. Gaza, dengan segala keterbatasannya akibat blokade dan...

ArtikelKolom

Tufanul Aqsha: Gelombang Perlawanan untuk Kemerdekaan Tanah Palestina

Langit yang Berbisik tentang Perlawanan Gaza, sebuah wilayah kecil yang terjepit di antara Laut Mediterania dan perbatasan Israel, adalah tempat di mana harapan...

ArtikelKolom

Inspirasi dari Ketahanan Gaza dan Tekad untuk Kemerdekaan Palestina

Pasca operasi “Badai Al-Aqsha,” Gaza berada dalam situasi yang sangat memprihatinkan, tetapi semangat perlawanan tetap hidup. Menurut laporan PBB, lebih dari 50.000 nyawa...

Program Penyaluran Bantuan

Related Articles

Materi Khutbah Jumat Palestina: Rasa Kenyang Kita dan Jeritan Kelaparan Anak Gaza

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ...

Materi Khutbah Jumat Palestina: Gaza Kelaparan, Tanggung Jawab Kita

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ...

Materi Khutbah Jumat Palestina: Kita Adalah Gaza

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ...

Materi Khutbah Jumat: Menyambut Kemenangan Al-Aqsha dengan Semua Pengorbanan

Khutbah Pertama: إن الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور...