Sepi
Di tengah sorak Sorai
Berderai
Bukan air mata
Hanya darah
Tubuh tercabik
Tercerai berai
Gaza
Semua bangga
Terhibur
Dengan roket indah
Kembang apimu
Yang perwira
Menantang durjana
Gaza
Hanya wajah wajah
Hanya suara
Tilawah
ditengah dentuman
Tawa
Membalut luka
Gaza
Hanya sebuah kota
Yang juga pernah gembira
Dan kini
Lupa kata bahagia
Gaza
Hanya sebuah kota
Antara Makkah dan Jakarta
Antara cita dan cinta
Yang hilang ditelan rasa
Gaza
Hanya sebuah kata
Yang tenggelam
Pada dua miliar manusia
Yang bersaksi
Tiada Tuhan selain Allah
Gaza
Kau dirindukan
Pada angan semata
Kau mawar berduri
Indah menawan
Namun semua takut
Mendekat dan membasuh
Lukamu yg menganga
Gaza
Kami khawatir
Kami takut
Mendekatmu
durimu teramat tajam
Untuk tangan kami yang halus
Gaza
Maafkan kami
Yang hanya bisa berteriak
Membelamu
Dari dunia Maya
Lalu lari , raib di dunia nyata.
Gaza
Izinkan kami
Hanya bisa berpuisi
Sedikit berdonasi
Lalu dokumentasi
Setelah itu pergi
Gaza
Tanah tumpah darah
Imam panutan yang mulia
Asy Syafi’i Al Ghazzawi
Kini darah membanjiri
Tumpah di atas tanahnya
Gaza
Maafkan kami
Yang terbelenggu pada obsesi
Yang termangu pada posisi
Yang terjebak pada prediksi
Hanya bisa basa basi
Gaza
Akhirnya kau tak peduli
Bangkit sendiri
Menantang bangsa Ibrani
Yang katanya keturunan Nabi
Tapi berlaku bagai kera dan babi
Gaza
Akhirnya kau tak peduli
Hanya berbekal Kalam Ilahi
Pertaruhkan harga diri
Teriakkan sepenuh hati
Merdeka atau mati
Seperti nenek moyang kami
Gaza
Mohon pamit undur diri
Bilik-bilik kami sudah menanti
Tilam kelambu berenda rapi
Suami istri
Dalam indahnya mimpi
(Muh Ikhwan Jalil, Syawal 1442 H)
Leave a comment